Minggu, 21 April 2013

Renungan Minggu, 21 April 2013


Kisah 9:36-43; Mzr 23; Wahyu 7:9-12; Yohanes 10:22-30

Hidup kekal, adalah idaman kita semua sebagai umat Tuhan. Dalam pemahaman iman Kristen, hidup kekal itu adalah anugerah Tuhan, bukan karena hasil dari usaha manusia. Karena apapun usaha manusia, tidak akan mampu membawanya memperoleh kehidupan yang kekal. Mengapa demikian? Karena manusia telah terbelenggu dalam kuasa Iblis yang terus membuat kita melakukan dosa dan pelanggaran kepada Tuhan yang pada akhirnya kita kehilangan kemuliaan Tuhan. Jadi, kita akan terus jatuh dalam pelanggaran dan pada akhirnya kebinasaan dan mautlah yang menjadi upah kita.

Yohanes 10: 28 menegaskan janji Tuhan Yesus yang akan menganugerahkan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Anugerah Tuhan ini memungkinkan kita tidak akan binasa samapai selama-lamanya, artinya maut tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita. Karena maut telah ditelan dalam kemenangan, melalui kebangkitan Kristus. Bahkan apapun upaya Iblis untuk merebut kita dari tanganNya, tidak akan bisa. Kebangkitan Kristus telah memungkinkan kita berada dalam lingkupan dan naungan Tuhan, terbebas dari pengaruh dan ancaman kuasa Iblis yang selalu merongrong dan mempengaruhi manusia untuk berpaling dari Tuhan.

Lebih lanjut Injil Yohanes dalam perikop hari ini menegaskan bahwa kita mendapatkan hidup kekal yang dianugerahkan Tuhan itu, dan bahwa kuasa dosa tidak lagi membelenggu kita, mengapa? Pertama, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku”. Karena kita yang adalah domba-domba Tuhan mendengarkan suaraNya (Sang Gembala yang Baik–Mazmur 23).

Mendengarkan suara Tuhan tidak saja menjadi identitas hidup, tetapi sekaligus yang memungkinkan kita tidak lagi terbelenggu dalam kuasa dosa. Kedua, “Aku mengenal mereka”. Karena Tuhan mengenal kita. Hidup kekal dianugerahkan Tuhan kepada kita karena Ia mengenal kita domba-dombaNya. Bagaimana kita dikenal oleh Tuhan? Tentu karena kita selalu hidup dalam persekutuan denganNya. Ketiga, “mereka mengikut Aku”. Hidup kekal dianugerahkan karena kita mengikut Dia, menjadi pengikutNya. Menjadi pengkut Kristus, berarti bukan saja mengikuti segala apa yang difirmankanNya, tetapi sekaligus memberikan kuasa untuk melakukan segala sesuatu bagi hormat dan kemuliaan namaNya, yang dalam Kisah 9: 36-43 memungkinkan para muridNya melakukan tanda ajaib, sedangkan dalam Wahyu 7: 9-12 memungkinkan umat menaikan puji-pujian dan hormat kepada Sang Anak Domba Allah. (hyl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar