Sabtu, 17 Agustus 2013

Damai di Bumi Indonesia

Damai di Bumi Indonesia

Yeremia 23:23-29; Mazmur 82; Ibrani 11: 29 – 12:2; Lukas 12:49-56
Dirgahayu (berumur panjang)  Kemerdekaan Republik Indonesia !  Dalam ulang tahun ke- 68 Republik Indonesia,  kemerdekaan yang bagaimana kita rasakan sampai saat ini?  Kalau kemerdekaan dari penjajah memang kita rasakan, tapi penjajahan terhadap hak-hak manusia masih terjadi di sana sini.  Hak-hak untuk merdeka dalam keadilan, kesejahteraan masih terus diperjuangkan, agar dirasakan damai di Indonesia.
Berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan berarti berjuang untuk membangun kedamaian di Indonesia.   Apakah perjuangan untuk kedamaian di Indonesia merupakan sesuatu yang mustahil ? Menurut Ibrani 11, dalam iman yang benar, tidak ada yang mustahil bagi Allah.   Jika Tuhan hadir dan menyertai kita maka rintangan yang sangat besar dalam perjuangan untuk perdamaian pasti bisa dilalui.    Dengan bersandar pada Tuhan dan mempercayakan masa depan terhadap Allah, maka tidak ada yang menghalangi umat Tuhan dalam memperjuangkan kedamaian di Indonesia. Pengalaman bangsa Israel melintasi Laut Merah, meruntuhkan Tembok Yerikho adalah pengalaman iman yang membukti bahwa kekuatan Allah bekerja lebih dulu dari perjuangan umat Tuhan dalam menghadapi tantangan hidup.
Kedamaian yang bagaimana mau diperjuangkan?  Menurut Lukas 12, kedamaian yang didasari oleh penebusan Yesus Kristus atas dosa manusia.   Damai yang dibangun dari  pemulihan atau pertobatan hidup secara nyata.  Pertobatan masyarakat dari  penindasan terhadap hak-hak manusia, hak untuk berkarya, hak untuk beribadah, hak untuk mendapatkan perlindungan dan lain-lain.   Masyarakat yang dipulihkan hatinya, tidak akan ada permusuhan dalam hatinya terhadap Tuhan dan sesama.
Dalam Mazmur 82, dijelaskan bahwa  Allah menghendaki agar kedamaian dinyatakan dengan membela hak orang yang paling lemah dalam masyarakat. Semakin orang percaya kepada Allah, semakin peka hatinya untuk membela yang paling lemah dalam masyarakat.
Melalui Yeremia 23 kita dijelaskan bahwa orang yang sungguh-sungguh tulus berjuang  untuk kedamaian, maka ia akan membawa kepada pertobatan dan pembaharuan hidup.  Orang yang berjuang tidak tulus, hati dan pikiran penuh kepalsuan, maka kedamaian yang diperjuangkan adalah menurut pikiran dan hatinya sendiri, bukan kedamaian yang dikehendaki Tuhan.


Kiranya kita dimampukan Tuhan untuk menegakkan kedamaian di Indonesia. LSP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar